ASSALAMUALAIKUM.WR.WB.__________________________SELAMAT DATANG DI BLOG WEB RESMI ALUMNI SMK MUHAMMADIYAH 1GRESIK___________________________ SEMOGA KUNJUNGAN ANDA BERMANFAAT

Jumat, 15 Maret 2013

Tenaga Pengajar Welding / Pengelasan


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar di SMK KARYA BHAKTI GRESIK pada saat ini dibutuhkan 3 (tiga) kandidat berkualitas untuk menempati posisi sebagai Guru Tetap Yayasan di SMK KARYA BHAKTI GRESIK dengan ketentuan sebagai berikut:

Tenaga Pengajar Welding / Pengelasan - Jawa Timur

Kualifikasi:
  • Pendidikan minimal S1 Teknik Mesin konsentrasi Welding.
  • Mampu untuk mengajar mata pelajaran Pengelasan.
  • Loyalitas terhadap institusi dengan disiplin tinggi.
  • Mampu berbahasa inggris pasif.


Jika anda sesuai dengan kualifikasi diatas silakan kirimkan lamaran lengkap ke:
SMK Karya Bhakti Gresik
Jl Dr.Wahidin Sudiro Husodo XXVIII No.68 Kebomas, Gresik
Telepon : 031 – 3971965
Fax 031.3971965
Gresik-JawaTimur.

WILMAR NABATI INDONESIA, PT


To support our new business growth, we are looking for dynamic, energetic and highly
motivated people to fill the following position:

Electrical Manager (ELM-JD)

Requirements:
  • Male, max. 40 years old
  • Min. undergraduate - D3 in Electrical Engineering
  • Has min. 8 years experience in related industry
  • Has min. 1 years experience as Head Electrical Dept.
  • Has good knowledge of LV, HV, motor, VFD & maintenance
  • Has experience to equipment handling in hazardous area will be added advantages
  • Able to speak English fluently
  • Willing to be placed in Gresik, East Java

Please Send Your Application Letter, with Recent Photograph, and Expected Salary,to :
Jl. Kapten Darmo Sugondo No. 56, Gresik

LOWONGAN TEKNISI AUDIO

Bengkel Motor Variasi di Surabaya sedang membutuhkan karyawan untuk posisi:
TEKNISI AUDIO
Kualifikasi:
  • Pria
  • Pendidikan Min. SMK
  • Pengalaman tidak di utamakan
  • Mengerti tentang Audio Mobil dan Elektical
  • Niat bekerja dan Bertanggung Jawab


Jika anda sesuai dengan kualifikasi diatas silakan kirimkan lamaran lengkap ke:

Kamis, 14 Maret 2013

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA (RAMAYANA-ROBINSON)


PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA (RAMAYANA-ROBINSON)

SEBUAH PERUSAHAAN RETAIL SKALA NASIONAL,MEMBUKA KESEMPATAN KERJA UNTUK MENITI ARIER PADA POSISI:

1.SUPERVSOR
2.EDP
3.KEPALA KASIR

INFO LEBIH LANJUT KLIK -----------------> http://www.disnaker-gresik.or.id/index.php/bkol/layoutbursakerja/372-23iii2013-pt-ramayana

Rabu, 13 Maret 2013

Jelajah Luar Angkasa Tanpa Perlu Keluar Rumah

ILustrasi tata surya terkecil, beranggotakan tiga planet yang lebih kecil dari Bumi dan mengorbit bintang katai merah KOI-961.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kini masyarakat tak perlu lagi harus pergi ke planetarium untuk dapat mengeksplorasi dunia luar angkasa. Pasalnya, Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) bersama dengan Microsoft Indonesia meluncurkan Wahana Jelajah Angkasa yang menyediakan berbagai informasi terkait dengan angkasa raya.

Kepala Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ari Santoso, mengatakan bahwa program Wahana Jelajah Angkasa ini terintegrasi dengan portal Rumah Belajar. Dengan demikian, hal ini mempermudah para guru, siswa maupun orang tua untuk menggali informasi tentang luar angkasa tanpa perlu pergi ke planetarium.

"Portal ini dapat diakses di mana saja selama ada jaringan internet. Jadi tak perlu pergi jauh atau keluar rumah atau sekolah," kata Ari di Pustekkom, Ciputat, Rabu (13/3/2013).

Kendati demikian, ia menyadari bahwa aplikasi ini belum tentu dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di daerah terpencil yang tidak dialiri listrik maupun jaringan internet. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mengupayakan layanan 3G dan satelit.

"Memang masih terbatas dengan layanan tersebut. Tapi kami tidak akan berhenti untuk mencari solusi sehingga sarana ini dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat di mana saja," jelas Ari.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro, menjelaskan bahwa Wahana Jelajah Angkasa ini merupakan bagian dari Program Partners in Learning yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia yang melek teknologi.

Ia juga menambahkan bahwa khusus untuk Wahana Jelajah Angkasa ini, para pengunjung situs dapat memperoleh berbagai informasi yang terpercaya karena bersumber dari NASA. Dengan demikian, tak ada yang perlu diragukan dan tak ada batasan bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang dunia antariksa dapat mengunjungi wahana ini.

"Informasi di dalamnya semua berasal dari NASA. Kami selalu update informasi yang ada. Jadi ini tempat yang sesuai untuk mengakses kebutuhan akan informasi," ujar Andreas.

Editor :
Caroline Damanik

Pendidikan Vs Perombakan Kurikulum(OPINI)

Oleh Hafid Abbas

KOMPAS.com - Dalam satu dekade terakhir, dunia pendidikan di Tanah Air seakan terus terbelenggu dalam dilema.

Pada masa Kabinet Indonesia Bersatu Pertama 2004-2009, Wapres Jusuf Kalla gigih melaksanakan pengendalian mutu pendidikan dengan pemberlakuan standar ujian nasional. Tidak ada toleransi kelulusan bagi mereka yang tidak melewati standar minimum dari sejumlah mata pelajaran yang diujikan, Akibatnya, masyarakat seakan mengalami sentakan sosial ketika melihat ada sekolah yang tidak satu pun siswanya lulus karena kelaziman sebelumnya secara nasional kelulusan selalu di kisaran 100 persen atau mendekati 100 persen.

Alasan Kalla ketika itu sangat sederhana. Jika sekolah selalu meluluskan siswanya 100 persen, siswa merasa tidak perlu belajar, guru tidak termotivasi mengajar sungguh-sungguh, dan orangtua tidak merasa perlu ikut bertanggung jawab atas mutu pendidikan. Cara ini, menurut Kalla, adalah mekanisme peningkatan mutu pendidikan yang paling murah dan mudah dilaksanakan. Dengan demikian, pendidikan kita menjadi tanggung jawab semua pihak (siswa, masyarakat, dan pemerintah) menuju pencapaian mutu yang lebih tinggi. Selanjutnya, bangsa kita tak lagi akan menjadi kuli dari Malaysia.

Sewaktu menjabat sebagai Menko Kesra pada 2003, Kalla menemukan tingkat kesukaran ujian akhir jenjang SD di Malaysia untuk Bahasa Inggris relatif sebanding dengan kesukaran ujian akhir jenjang SLTA di Indonesia. Tingkat kesukaran IPA dan Matematika jenjang SLTP relatif sama dengan jenjang SLTA. Sementara standar kelulusan nasional Malaysia dengan tingkat kesukaran tersebut pada 2003 adalah 6, sedangkan Indonesia 3. Jika tiap tahun standar kelulusan dinaikkan 0,5, berarti mutu pendidikan Indonesia tertinggal 9-12 tahun dari Malaysia.

Dengan standar kelulusan itu, dapat dipastikan terdapat peningkatan mutu pendidikan kita secara bertahap dan pada waktunya Indonesia akan berada pada posisi yang sejajar dan bahkan mengungguli Malaysia.

Kini, keadaannya kembali lagi ke tingkat kelulusan yang mendekati 100 persen. Pada tahun ajaran 2010, untuk jenjang SMA/MA, misalnya, tingkat kelulusan peserta ujian nasional mencapai 99,22 persen. Tingkat kelulusan di jenjang SLTP dan SMK juga relatif sama. Akibatnya, ujian nasional tidak lagi menjadi sarana yang memotivasi siswa, orangtua, dan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kebijakan yang telah diletakkan Kalla terkesan ditinggalkan begitu saja oleh kabinet baru. Masyarakat seakan disuguhkan satu tontonan drama kekuasaan. Betapa pun kebesaran dan manfaat yang telah diletakkan masa lalu seakan tidak lagi mendapat tempat karena peletaknya tidak lagi di kekuasaan.

Dilema pendidikan

Dalam artikel di Kompas, 27 Agustus 2012, Wapres Boediono dengan tegas menyebutkan, sampai saat ini kita belum punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan. Karena tak ada konsepsi yang jelas, timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik. Bahan yang diajarkan terasa ”berat”, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari pendidikannya.

Akibat dari kerisauan Wapres itu, tiba-tiba timbullah proyek perombakan kurikulum yang terkesan dipaksakan. Kurikulum 2013 hasil perombakan kurikulum sebelumnya harus segera diberlakukan meski masyarakat luas belum melihat hasil satu penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa mutu pendidikan kita terus merosot karena kesalahan kurikulum. Apakah tidak ada faktor lain yang lebih dominan dari kurikulum? Misalnya, sebagaimana telah diungkapkan Mendikbud Mohammad Nuh sendiri di hadapan Komisi X DPR pada 21 Maret 2011, terdapat 88,8 persen sekolah di Indonesia—SD hingga SMA/SMK—belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Lalu, mengapa bukan itu yang dibenahi lebih dahulu?

Perubahan kurikulum dadakan ini cermin ketiadaan kerangka besar arah pembenahan pendidikan nasional. Di tengah berbagai keterbatasan yang ada, keliru besar bila pembenahan pendidikan di semua jenjang, jenis, dan jalur—baik di pusat maupun di tiap kabupaten/kota—dilakukan secara parsial dan tidak menyentuh sistem karena tanpa didasari hasil pengkajian ilmiah.

Dalam era Orde Baru, misalnya, di berbagai periode kabinet, sejak periode Mashuri, Soemantri Brodjonegoro, Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Nugroho Notosusanto, Fuad Hassan, Wardiman Djojonegoro, Wiranto Arismunandar, hingga kabinet era Reformasi, betapa banyak gagasan inovatif dan strategis. Namun, gagasan-gagasan itu terkesan bersifat temporer, terlaksana sebatas masa jabatan menteri yang bersangkutan. Betapa banyak dana yang telah dihabiskan, tetapi akhirnya upaya tersebut tidak cukup terlihat dampaknya bagi pembenahan masalah pendidikan. Lihatlah, misalnya, pengembangan Sekolah Pembangunan, proyek CBSA, pengajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, dan pengembangan link and match.

Bahkan, jika kita membuka lembaran masa lalu, terlihat betapa lebih seabad silam visi besar pendidikan sudah dirumuskan Boedi Oetomo pada 1908. Angkatan ini sudah mengungkapkan dalam anggaran dasarnya yang dirumuskan pada Pasal 3: (1) usaha pendidikan dalam arti seluas-luasnya; (2) peningkatan pertanian, peternakan, dan perdagangan; (3) kemajuan teknik dan kerajinan; (4) menghidupkan kembali kesenian pribumi dan tradisi; (5) menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan; dan (6) hal-hal yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa. Dalam pembahasan program juga telah dibahas pembangunan perpustakaan rakyat dan pendidikan untuk perempuan.

Sungguh begitu banyak pemikiran dan langkah besar yang telah dilakukan para pendahulu kita, tetapi hilang begitu saja, tidak diteruskan penerusnya. Jika kita selalu mengedepankan egoisme sektoral dan kepentingan politik pencitraan, kita akan selalu berada dalam cengkeraman dilema.

Proyek dan pencitraan
Tidak tertutup kemungkinan apa yang telah dilakukan periode Mohammad Nuh akan diabaikan menteri berikutnya. Akibatnya, kita tidak akan pernah mencapai prestasi besar. Tembok China adalah salah satu wujud mahakarya peradaban umat manusia karena, meski mulai dibangun sebelum periode Dinasti Qin pada 722 SM, dinasti mana pun pada era kekuasaan berikutnya terus memelihara dan meneruskan hingga kini.

Modus perubahan kurikulum lebih terkesan sebagai ikhtiar dadakan karena tidak didahului persiapan yang lebih matang. Memang, perombakan kurikulum pilihan paling aman. Sebab, jika ikhtiar dadakan itu keliru, kekeliruan itu baru akan terungkap 10-20 tahun kemudian. Lagi pula, jika terdapat perubahan satu lembar kurikulum, dimungkinkan dilahirkan begitu banyak proyek baru yang dapat menyerap anggaran sekian triliun rupiah.

Semoga pendidikan kita tidak terus-menerus terbelenggu dalam dilema dan berjalan di tempat. Sudah waktunya kenegarawanan lebih dikedepankan dari sekadar pencitraan sesaat.

Rapyuta Ciptakan Database Online yang Secara Khusus Didesain untuk Robot


Situs internet seperti Wikipedia memang memberikan pengetahuan yang sangat besar bagi pengguna internet. Dan, kini, robot pun memiliki situs serupa yang dikembangkan oleh sekelompok peneliti bernama Rapyuta.
Melalui situs tersebut, sebuah robot pun bisa memperoleh bantuan komputasi untuk sebuah perintah yang tidak diketahuinya. Dengan begitu, sebuah robot pun bisa diciptakan dengan spesifikasi yang tidak terlalu mahal namun masih bisa memiliki kemampuan yang bagus.
Sebagai contoh, dengan menggunakan situs Rapyuta ini, sebuah robot pun akan bisa melakukan kegiatan seperti pembantu rumah tangga dengan bantuannya. Tak ketinggalan tentunya adalah kemampuan untuk mengerti kemampuan untuk menerjemahkan perintah bahasa.
Saat ini, perkembangan teknologi robot memang tengah tinggi-tingginya. Banyak peneliti yang berusaha untuk menciptakan robot yang mampu menggantikan tugas keseharian manusia. Dan, dengan tambahan teknologi dari Rapyuta ini, para peneliti tersebut kemungkinan akan bisa membuat robot pembantu rumah tangga yang bisa dijual dengan harga murah.
(Via Ubergizmo)